HAKLI CABANG KOTA SEMARANG

HAKLI CABANG KOTA SEMARANG

Kamis, 04 Desember 2014

LIDAH MERTUA (Sansevieria) SEBAGAI BIOFILTER POLUTAN UDARA


PENDAHULUAN
Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.  Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan.

Dibanding tumbuhan lain, Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sanseviera bisa tumbuh subur.

Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset. Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.

Keistimewaan lidah mertua adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Penelitian NASA bekerja sama dengan ALCA telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu mengurangi polusi.

KLASIFIKASI ILMIAH

Kingdom     : Plantae
clade           : Angiosperms
clade           : Monocots
Order          : Asparagales
Family         : Asparagaceae
Subfamily    : Nolinoideae
Genus          : Sansevieria
Species        :




Sansevieria aethiopica
Sansevieria angustiflora
Sansevieria arborescens
Sansevieria aubrytiana
Sansevieria braunii
Sansevieria canaliculata
Sansevieria concinna
Sansevieria cylindrica
Sansevieria dawei
Sansevieria deserti
Sansevieria dooneri
Sansevieria ehrenbergii
Sansevieria fasciata
Sansevieria gracilis
Sansevieria grandicuspis
Sansevieria grandis
Sansevieria grandis var. zuluensis
Sansevieria hyacinthoides
Sansevieria intermedia
Sansevieria kirkii
Sansevieria liberica
Sansevieria longiflora
Sansevieria metallica
Sansevieria parva
Sansevieria phillipsiae
Sansevieria pinguicula
Sansevieria raffillii
Sansevieria roxburghiana
Sansevieria senegambica
Sansevieria singularis
Sansevieria stucky
Sansevieria subspicata
Sansevieria suffruticosa
Sansevieria trifasciata
Sansevieria trifasciata var. laurentii
Sansevieria zeylanica


JENIS-JENIS SANSEVIERIA

Berikut merupakan contoh beberapa jenis sansevieria :
Sansevieria cylindrica


Sansevieria cylindrica, dikenali juga sebagai Cylindrical Snake Plant, African Spear or Spear Sansevieria. S. cylindrica mempunyai motif bergaris, daun yang berbentuk silinder, dan warna yang cenderung hijau keabu-abuan. Daunnya mempunyai lebar 2- 3 cm dan tingginya dapat mencapai 1-2 m. Tanaman ini berbungan sekali dalam setahun di musim semi atau pertengahan musim panas, yang menghasilkan bunga berbentuk tabung berukuran 3 cm, dan berwarna putih kehijauan dengan corak merah muda. Tanaman ini juga tahan bila tidak diberi air dan hanya membutuhkan air sekali dalam setiap minggu dalam musim kawin. Species ini diperkenalkan oleh Wenceslas Bojer pada tahun 1837. Sansevieria cylindrica mendapat pengakuan dalam kompetisi Koran Nasional Belanda. Tumbuhan ini populer karena dapat dibudidayakan dengan mudah dan ditanam di rumah.


Sansevieria ehrenbergii

Sansevieria ehrenbergii (Blue Sansevieria, Sword Sansevieria, Oldupai, atau East African Wild Sisal) merupakan tanaman berbungan yang tumbuh di timur laut afrika dari Libya selatan sampai Tanzania, oman, dan juga di Arab Saudi. Tanaman ini juga banyak terdapat di daerah Oldivai George di sebelah utara Tanzania. Daun yang sudah dewasa berwarna hijau gelap dan biasanya mempunyai panjang antara 0,5-1,5 m dan lebar 2,45-8,0 cm. Tanaman ini tumbuh berkelompok dan berhimpitan satu sama lain. Pada tahun 1911, entomologist Jerman, Wilhelm Kattwinkel ketika sedang mencari kupu-kupu terjatuh ke dalam jurang. Dia meminta tolong kepada penduduk asli Maasai apa nama jurang tersebut biasa disebut. Tetapi mereka tidak mengerti apa yang Kattwinkel katakan dan ia berpikir untuk mengacu pada tanaman Sansevieria ehrenbergii yang mana direspon “Oldupaai” oleh penduduk Maasai. Kattwinkel salah mengartikan apa yang mereka katakan dengan mengacu ke jurang tersebut sebagai “Olduvai Gorge”. Penduduk Maasai telah menggunakan S. ehrenbergii untuk digunakan sebagai antiseptik, perban alami, tambang, keranjang, atap, dan pakaian mereka. Dalam kurun waktu 1970-an, Paleoanthropologist Bill Montagne berkerja untuk meneliti Olduvai Gorge dan mengalami kecelakaan. Dia mendapat pengobatan dalam bentuk perban alami yang dibuat dari S. ehrenbergi, setelah itu dia sangat terkesan dan dia memulai penelitian farmasi untuk S. ehrenbergi.

Sansevieria kirkii


Sansevieria kirkii,juga dikenal sebagai Sansevieria bintang, merupakan tanaman sekulen asli Afrika. Bunga Sansevieria kirkii berwarna putih kehijauan, wangi, dan mempunyai bentuk bunga kerucut. 




Dibawah ini merupakan bentuk bunganya:








Sansevieria pinguicula



Sansevieria pinguicula, dikenal juga sebagai Walking sansevieria, merupakan sekulen xerophytic CAM asli daerah Bura di Kenya dekat Garissa. Species ini diperkenalkan oleh Peter Rene Oscar Bally pada 1943. S. pinguicula merupakan tanaman yang pendek, tegak menyerupai agave kerdil. Hal ini diketahui dalam kebiasaan tumbuhnya, tidak seperti sansevieria lain yang tumbuh dari rimpang bawah tanah, species ini menghasilkan kantung udara yang terhenti pada tunas baru. Tanaman ini kemudian menghasilkan jangkungan seperti akar yang memanjang ke bawah tanah, menghasilkan tanaman yang berdiri sendiri jauh dari induknya. Daun S. pinguicula berwarna hijau kebiruan yang dilapisi oleh lilin kutikula tebal dan mengandung stomata terdalam dari semua jenis sansevieria. Daunnya memiliki corak bunga mawar dan bulan sabit secara menyilang, dan mempunyai panjang 12-30 cm, tebal 2,8-3,5 cm, serta ujungnya mempunyai tulang belakang tunggal yang tajam. Bagian belakang dari setiap daun bertekstur lembut ketika kondisi air berlimpah tetapi dalam kondisi kering, daunnya akan mengembangkan alur longitudinal yang dalam, tanaman ini menyimpan cadangan air dalam daunnya yang memungkinkan untuk bertahan hidup dalam lingkungan paling gersang seperti di Kenya.  Jangkungan akar dari S. pinguicula menopang tunas muda diatas permukaan. Stolonnya terlihat menyamping ke arah kanan. Bunga dari S. pinguicula, tumbuh dalam cluster yang terdiri dari 5-6 cabang tegak dengan panjang 15-32 cm. Daun dalam bunganya kecil, kecoklatan, dan berbentuk botol dengan kepala sari dan benang sari yang putih. Bunga dibuahi menghasilkan buah berbentuk bulat tetapi sangat sedikit buah matang untuk menghasilkan benih.

Sansevieria trifasciata
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/07/Sansevieria_trifasciata_flower.jpg/220px-Sansevieria_trifasciata_flower.jpg

Sansevieria trifasciata merupakan species Sansevieria asli dari Afrika Barat daerah tropis dari Nigeria Timur sampai Republik Demokrasi Kongo. Ini merupakan tanaman hijau abadi yang berbentuk tegak padat, menyebar dengan cara rimpang merayap yang kadang-kadang berada di atas tanah dan kadang-kadang di bawah tanah. Jenis ini yang sering disebut sebagai tanaman ular. Ujung daun meruncing, tapi tidak berduri. Pada malam hari biasanya mengeluarkan aroma harum. Daunnya yang masih muda tumbuh tepat di tengah-tengah roset yang berdiri lempang ke atas. Awalnya, pertumbuhan tampak seperti lidi. Daun dewasa berwarna hijau gelap dengan warna abu-abu hijau menyilang yang terang, dan biasanya mempunyai panjang antara 70-90 cm, serta lebar 5-6 cm.

Jenis trifasciata antara lain :

  • Sansevieria trifasciata golden hahnii
http://pundicahaya.files.wordpress.com/2010/07/2409504409_0feb71e5d0_m.jpg?w=180&h=240

Sansevieria jenis ini mempunyai warna daun yang hijau muda dengan kombinasi warna kuning emas, dan berbentuk pita pada bagian tepi daun.

  • Sansevieria trifasciata lorentii
http://pundicahaya.files.wordpress.com/2010/07/prod-459.jpg?w=177&h=177

Daunnya rata dan tumbuh tegak dengan tinggi 40 cm-100 cm. Pinggir daun berwarna kuning dan tampak tegas, sedang di bagian tengahnya ada warna kuning yang menyebar tidak beraturan. Jumlah daunnya bisa mencapai lebih dari 10 helai dan pertumbuhannya paling cepat dibandingkan jenis lainnya.

  • Sansevieria trifasciata bantel’s sensation atau white sansevieria
http://pundicahaya.files.wordpress.com/2010/07/2445819728_b7632a4cff_m.jpg?w=180&h=240
Daunnya tumbuh merapat dan tegak lurus. Antarhelai daun saling bertumpuk simetris dengan warna dasar putih, bercorak hijau, dan tepi daun warna hijaunya lebih tegas. Pertumbuhannya paling lambat dibandingkan dengan jenis lain.
  • Sansevieria trifasciata futura
http://pundicahaya.files.wordpress.com/2010/07/1741418_futura.jpg?w=174&h=131
Ciri-cirinya mirip dengan lorentii, tapi daunnya lebih lebar dan lebih pendek. Corak dan warna daunnya juga lebih jelas. Selain itu, bentuknya menyerupai kelopak bunga mawar.

  • Sansevieria trifasciata Prain
http://pundicahaya.files.wordpress.com/2010/07/69190_large.jpg?w=142&h=189

Sansevieria trifasciata Prain adalah spesies yang mempunyai daun panjang yang tajam, tebal dan keras. Warnanya kelabu berbelang-belang hijau tua. Pertumbuhan yang subur akan menyerlahkan bentuk daunnya yang berpintal-pintal.

BUDIDAYA

Tanaman ini mudah tumbuh di lingkungan mana pun. Untuk menanamnya, siapkan media tanamnya dengan tingkat kelembapan sedang, yaitu campuran satu bagian tanah, satu bagian kompos atau pupuk kandang, dan satu bagian pasir. Setiap 4 hingga 5 kg media sebaiknya ditambah 1 sendok teh super phospate 20% dan 2 sendok teh pupuk.
Penyiraman dilakukan sehari sekali jika cuaca panas. Saat musim hujan, cukup siraman dari air hujan saja. Agar tumbuh subur, lakukan pemupukan setiap 3-4 bulan sekali. Bagi tanaman baru, pemupukan harus menunggu 4-6 bulan kemudian.
Perbanyakan lidah mertua cukup mudah, yakni dengan menanam langsung potongan rimpang (rhizome) yang sudah ditumbuhi anakan. Pada beberapa jenis Sansevieria, anakan tumbuh dari batang yang terdapat di atas permukaan tanah. Bila menemukan hal semacam ini, ja-ngan terburu-buru melepasnya dari indukan. Tunggu sampai si anak itu berakar dan tumbuh kuat.
Selain menanam potongan yang telah berakar, lidah mertua juga dapat ditanam de-ngan cara stek (menanam potongan daun). Akan tetapi, cara ini membutuhkan waktu lebih lama, yakni 1-2 bulan hingga tumbuh akar. Jagalah daun Sansevieria agar tidak patah atau rusak karena dapat mengakibatkan pertumbuhan daunnya terhenti.

MANFAAT
  • Selalu mengeluarkan zat O2 tanpa menghasilkan zat CO2 sehingga cocok di taruh didalam ruangan.
  • Biasa dimanfaatkan sebagai pagar rumah.
  • Negara Jepang telah memanfaatkan serat tanamannya sebagai bahan pembuat kain dan kreasi anyaman
  • Tanaman ini menghasilkan wewangian saat sore hari terlebih ketika berbunga. Lidah mertua digunakan sebagai bahan parfum di beberapa negara maju
  • Bisa dijadikan bahan obat diantaranya. Getahnya, dapat digunakan sebagai obat antiseptik. Akar,dapat dimanfaatkan sebagai penyegar rambut/tonik dan obat wasir. Daunnya bila dibakar dapat menyembuhkan sakit kepala, dan bila di rebus sebagai obat diabetes.
  • S. Laurentii bisa mengobati diabetes (daunnya dipotong-potong dan direbus dengan 3 gelas air. Setelah jadi segelas air lalu diminum). Di Jepang untuk pengobatan ambein (setelah daunnya dikeringkan, direbus jadi segelas air dan diminum).
  • Di Malaysia dinamakan Lidah Jin. Kegunaannya, bisa menyembuhkan sakit telinga, mengobati gatal, merangsang pertumbuhan rambut, atau mengobati sakit gigi.
  • Bisa mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi maka, baik jika tanaman ini ditaruh disamping komputer atau televisi.

BIOFILTER POLUTAN

Menurut penelitian Lembaga Antariksa Nasional Amerika Serikat, NASA, Lidah Mertua mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan yang ada dan berbahaya di udara. Kemampuan menyerap zat polutan itu, karena Sansevieria memiliki bahan aktif Pregnane Glikosid, yang berfungsi untuk mereduksi polutan menjadi asam organik, gula dan asam amino, dengan demikian unsur polutan tersebut menjadi tidak berbahaya lagi bagi manusia. Sansevieria juga menjadi objek penelitian tanaman penyaring udara NASA untuk membersihkan udara di stasiun ruang angkasa. Sementara menurut Wolfereton Environmental Service, satu helai lidah mertua dalam satu jam bisa menyerap 0.938 mikrogram polutan.

Sansevieria bisa menangani sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas korbondioksida, nikotin dari rokok, dan penggunaan AC. Studi dari Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya Malang menyatakan bahwa lima helai daun Lidah Mertua dewasa bisa menetralisir udara dalam ruang berukuran 5,5 x 4 m alias 100 meter kubik.
Selain itu, Sansevieria yang dipotong-potong 5 cm dan ditempatkan di dalam kulkas dapat menghilangkan aroma tidak sedap. Dalam lingkungan industri potongan daun ini disebarkan di ruang-ruang produksi industri untuk mereduksi senyawa beracun yang terhirup oleh pekerja.
Lebih lanjut, tanaman yang juga bernama Old Century Plant, dapat mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi. Maka baik juga jika tanaman ini ditaruh di samping komputer atau televisi.

Tak hanya vacuum cleaner yang memiliki kemampuan menyedot debu. Lidah Mertua pun memiliki kemampuan untuk menyedot debu dan gas polutan. Saat tanaman bernapas, akan menyerap polutan seperti karbon dioksida dan gas beracun lainnya. Lidah mertua menggunakan stomata sebagai vacuum cleanernya untuk menyedot polutan atau gas beracun dan akan memasuki sistem metabolisme dalam tubuh tanaman. Polutan yang telah diserap kemudian dikirim ke akar, pada bagian akar, mikroba melakukan proses detoksifikasi. Melalui proses ini, mikroba akan menghasilkan suatu zat yang diperlukan oleh tanaman. Dalam proses pernapasan tersebut dihasilkan gas yang bermanfaat bagi manusia yaitu berupa oksigen. Proses ini berlangsung terus menerus selala tanaman masih hidup. Karena Lidah Mertua mempunyai jalur metabolisme CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism), yaitu di malam hari penyerapan oksigen hanya sedikit sehingga tidak akan mengganggu proses pernafasan manusia.

Dengan manfaat yang dimiliki Lidah Mertua maka, untuk warga kota besar yang sudah lama memiliki persoalan dengan polusi udara, sangat disarankan untuk menanam tanaman hias ini.
Bayangkan saja, satu helai tanaman Lidah Mertua, bisa menyerap 0.938 mikrogram per jam Formaldehid. Bandingkan jika setiap rumah memiliki tiga tanaman saja, bisa dibayangkan berapa banyak zat polutan yang diserap dan tentu saja lingkungan kita menjadi bersih dari zat polutan. Paling tidak, dengan menanam tanaman ini, di halaman rumah kita telah memberi kontribusi untuk mengurangi tingkat pencemaran udara di tanah air kita Indonesia.

Beberapa kondisi contoh pemanfaatan lidah mertua sebagai biofilter polutan :

Kondisi I
Untuk mengetahui kemampuan Sansevieria dalam hal menyerap racun rokok dapat dibuktikan dengan langkah sebagai berikut. Menyediakan dua kantong plastik transparan. Kantong pertama diisi tanaman sansevieria, dan kantong lainnya dibiarkan kosong. Kemudian kedua kantong diisi dengan asap rokok. Selanjutnya melakukan pengukuran tingkat polusi kedua kantong tersebut dengan alat ukur polusi. Dan ternyata  tingkat polusi pada kantong pertama jauh lebih rendah daripada kantong kedua. Hal ini disebabkan sebagian racun rokok sudah direduksi oleh daun sansevieria. Apabila ingin menetralisasi racun rokok di dalam rumah, sebaiknya pada ruang tamu disediakan 1-3 tanaman atau 3-10 lembar daun. Makin banyak daun, makin bagus pula daya serapnya terhadap racun.

- Kondisi II
Ternyata Tanaman Sansevieria yang diletakkan di depan toilet dapat menyerap bau yang tak sedap yang berasal dari toilet tersebut.

- Kondisi III
Pada waktu kita mengecat tembok di siang hari, maka di malam harinya akan timbul bau yang tak sedap dari cat tersebut. Untuk mengatasinya ternyata tanaman sansevieria mampu menyerap bau cat tersebut. Sehingga penghuni rumah tersebut merasa aman dan tidak terganggu di malam hari.

- Kondisi IV
Keluarga yang masih menggunakan tungku untuk memasak biasanya menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Proses pembakaran kayu ini dapat menimbulkan polusi udara uang berupa bau yang tak sedap. Apabila bau tersebut masuk ke tubuh manusia, maka dapat menimbulkan alergi dan infeksi saluran pernafasan. Untuk mengatasinya, sebaiknya tanaman Sansevieria diletakkan di samping/sudut dapur. Tanaman ini mampu menyerap polusi yang berasal dari proses pembakaran kayu.

- Kondisi V
Penelitian tentang orang yang tidur dengan kasur kapuk. Zat pada kapuk termasuk jenis polutan udara. Bila zat / partikel kapuk masuk ke tubuh manusia, maka manusia tersebut akan batuk-batuk, alergi dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Untuk menyerap polusi tersebut, sebaiknya tanaman Sansevieria diletakkan di sudut kamar. Hal ini terbukti bahwa tanaman ini mampu menyerap polutan tersebut. Di samping itu, penyerapan oksigen tumbuhan ini di malam hari sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernapasan orang tersebut.

Sekian artikel tentang sansevieria-nya. Semoga bermanfaat

Sumber :

Selengkapnya...