PENDAHULUAN
Sansevieria atau lidah mertua
adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam
rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya
matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung
meruncing. Sanseviera dikenal dengan
sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya
sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut,
mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan
sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau
perabotan rumah di ruangan.
Dibanding tumbuhan lain, Sanseviera memiliki
keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene,
formaldehyde, dan trichloroethylene. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki
kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap
atau basah, sanseviera bisa tumbuh subur.
Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang
tumbuh memanjang ke atas dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset.
Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu,
perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau
garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti
arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.
Keistimewaan lidah mertua adalah memiliki daya
adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Penelitian NASA bekerja sama dengan
ALCA telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu
mengurangi polusi.
KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom : Plantae
clade : Angiosperms
clade : Monocots
Order : Asparagales
Family : Asparagaceae
Subfamily : Nolinoideae
Genus : Sansevieria
clade : Angiosperms
clade : Monocots
Order : Asparagales
Family : Asparagaceae
Subfamily : Nolinoideae
Genus : Sansevieria
Species :
Sansevieria aethiopica
Sansevieria angustiflora Sansevieria arborescens Sansevieria aubrytiana Sansevieria braunii Sansevieria canaliculata Sansevieria concinna Sansevieria cylindrica Sansevieria dawei Sansevieria deserti Sansevieria dooneri Sansevieria ehrenbergii
Sansevieria fasciata
Sansevieria gracilis Sansevieria grandicuspis Sansevieria grandis Sansevieria grandis var. zuluensis Sansevieria hyacinthoides Sansevieria intermedia Sansevieria kirkii Sansevieria liberica Sansevieria longiflora Sansevieria metallica Sansevieria parva
Sansevieria phillipsiae
Sansevieria pinguicula Sansevieria raffillii Sansevieria roxburghiana Sansevieria senegambica Sansevieria singularis Sansevieria stucky Sansevieria subspicata Sansevieria suffruticosa Sansevieria trifasciata Sansevieria trifasciata var. laurentii Sansevieria zeylanica |
JENIS-JENIS SANSEVIERIA
Berikut merupakan contoh beberapa jenis sansevieria :
Sansevieria cylindrica
Sansevieria cylindrica, dikenali juga sebagai
Cylindrical Snake Plant, African Spear or Spear Sansevieria. S. cylindrica
mempunyai motif bergaris, daun yang berbentuk silinder, dan warna yang
cenderung hijau keabu-abuan. Daunnya mempunyai lebar 2- 3 cm dan tingginya
dapat mencapai 1-2 m. Tanaman ini berbungan sekali dalam setahun di musim semi
atau pertengahan musim panas, yang menghasilkan bunga berbentuk tabung
berukuran 3 cm, dan berwarna putih kehijauan dengan corak merah muda. Tanaman
ini juga tahan bila tidak diberi air dan hanya membutuhkan air sekali dalam
setiap minggu dalam musim kawin. Species ini diperkenalkan oleh Wenceslas Bojer
pada tahun 1837. Sansevieria cylindrica mendapat pengakuan dalam kompetisi
Koran Nasional Belanda. Tumbuhan ini populer karena dapat dibudidayakan dengan
mudah dan ditanam di rumah.
Sansevieria ehrenbergii
Sansevieria ehrenbergii (Blue Sansevieria, Sword
Sansevieria, Oldupai, atau East African Wild Sisal) merupakan tanaman berbungan
yang tumbuh di timur laut afrika dari Libya selatan sampai Tanzania, oman, dan
juga di Arab Saudi. Tanaman ini juga banyak terdapat di daerah Oldivai George
di sebelah utara Tanzania. Daun yang sudah dewasa berwarna hijau gelap dan
biasanya mempunyai panjang antara 0,5-1,5 m dan lebar 2,45-8,0 cm. Tanaman ini
tumbuh berkelompok dan berhimpitan satu sama lain. Pada tahun 1911,
entomologist Jerman, Wilhelm Kattwinkel ketika sedang mencari kupu-kupu
terjatuh ke dalam jurang. Dia meminta tolong kepada penduduk asli Maasai apa
nama jurang tersebut biasa disebut. Tetapi mereka tidak mengerti apa
yang Kattwinkel katakan dan ia berpikir untuk mengacu pada tanaman
Sansevieria ehrenbergii yang mana direspon “Oldupaai” oleh penduduk Maasai.
Kattwinkel salah mengartikan apa yang mereka katakan dengan mengacu ke jurang
tersebut sebagai “Olduvai Gorge”. Penduduk Maasai telah menggunakan S.
ehrenbergii untuk digunakan sebagai antiseptik, perban alami, tambang,
keranjang, atap, dan pakaian mereka. Dalam kurun waktu 1970-an,
Paleoanthropologist Bill Montagne berkerja untuk meneliti Olduvai Gorge dan
mengalami kecelakaan. Dia mendapat pengobatan dalam bentuk perban alami yang
dibuat dari S. ehrenbergi, setelah itu dia sangat terkesan dan dia memulai
penelitian farmasi untuk S. ehrenbergi.
Sansevieria kirkii
Sansevieria kirkii,juga dikenal sebagai Sansevieria
bintang, merupakan tanaman sekulen asli Afrika. Bunga Sansevieria kirkii
berwarna putih kehijauan, wangi, dan mempunyai bentuk bunga kerucut.
Dibawah ini merupakan bentuk bunganya:
Dibawah ini merupakan bentuk bunganya:
Sansevieria pinguicula
Sansevieria pinguicula, dikenal juga sebagai Walking sansevieria, merupakan sekulen xerophytic CAM asli daerah Bura di Kenya dekat Garissa. Species ini diperkenalkan oleh Peter Rene Oscar Bally pada 1943. S. pinguicula merupakan tanaman yang pendek, tegak menyerupai agave kerdil. Hal ini diketahui dalam kebiasaan tumbuhnya, tidak seperti sansevieria lain yang tumbuh dari rimpang bawah tanah, species ini menghasilkan kantung udara yang terhenti pada tunas baru. Tanaman ini kemudian menghasilkan jangkungan seperti akar yang memanjang ke bawah tanah, menghasilkan tanaman yang berdiri sendiri jauh dari induknya. Daun S. pinguicula berwarna hijau kebiruan yang dilapisi oleh lilin kutikula tebal dan mengandung stomata terdalam dari semua jenis sansevieria. Daunnya memiliki corak bunga mawar dan bulan sabit secara menyilang, dan mempunyai panjang 12-30 cm, tebal 2,8-3,5 cm, serta ujungnya mempunyai tulang belakang tunggal yang tajam. Bagian belakang dari setiap daun bertekstur lembut ketika kondisi air berlimpah tetapi dalam kondisi kering, daunnya akan mengembangkan alur longitudinal yang dalam, tanaman ini menyimpan cadangan air dalam daunnya yang memungkinkan untuk bertahan hidup dalam lingkungan paling gersang seperti di Kenya. Jangkungan akar dari S. pinguicula menopang tunas muda diatas permukaan. Stolonnya terlihat menyamping ke arah kanan. Bunga dari S. pinguicula, tumbuh dalam cluster yang terdiri dari 5-6 cabang tegak dengan panjang 15-32 cm. Daun dalam bunganya kecil, kecoklatan, dan berbentuk botol dengan kepala sari dan benang sari yang putih. Bunga dibuahi menghasilkan buah berbentuk bulat tetapi sangat sedikit buah matang untuk menghasilkan benih.
Sansevieria trifasciata
Sansevieria trifasciata merupakan species Sansevieria
asli dari Afrika Barat daerah tropis dari Nigeria Timur sampai Republik
Demokrasi Kongo. Ini merupakan tanaman hijau abadi yang berbentuk tegak padat,
menyebar dengan cara rimpang merayap yang kadang-kadang berada di atas tanah
dan kadang-kadang di bawah tanah. Jenis ini yang sering disebut sebagai tanaman
ular. Ujung daun meruncing, tapi tidak berduri. Pada malam hari biasanya
mengeluarkan aroma harum. Daunnya yang masih muda tumbuh tepat di tengah-tengah
roset yang berdiri lempang ke atas. Awalnya, pertumbuhan tampak seperti lidi.
Daun dewasa berwarna hijau gelap dengan warna abu-abu hijau menyilang yang
terang, dan biasanya mempunyai panjang antara 70-90 cm, serta lebar 5-6 cm.
Jenis trifasciata antara lain :
- Sansevieria trifasciata golden hahnii
Sansevieria jenis ini mempunyai warna daun yang hijau
muda dengan kombinasi warna kuning emas, dan berbentuk pita pada bagian tepi
daun.
- Sansevieria trifasciata lorentii
Daunnya rata dan tumbuh tegak dengan tinggi 40 cm-100
cm. Pinggir daun berwarna kuning dan tampak tegas, sedang di bagian tengahnya
ada warna kuning yang menyebar tidak beraturan. Jumlah daunnya bisa mencapai
lebih dari 10 helai dan pertumbuhannya paling cepat dibandingkan jenis lainnya.
- Sansevieria trifasciata bantel’s sensation atau white sansevieria
Daunnya tumbuh merapat dan tegak lurus. Antarhelai
daun saling bertumpuk simetris dengan warna dasar putih, bercorak hijau, dan
tepi daun warna hijaunya lebih tegas. Pertumbuhannya paling lambat dibandingkan
dengan jenis lain.
- Sansevieria trifasciata futura
Ciri-cirinya mirip dengan lorentii, tapi daunnya lebih
lebar dan lebih pendek. Corak dan warna daunnya juga lebih jelas. Selain itu,
bentuknya menyerupai kelopak bunga mawar.
- Sansevieria trifasciata Prain
Sansevieria trifasciata Prain adalah spesies yang
mempunyai daun panjang yang tajam, tebal dan keras. Warnanya kelabu
berbelang-belang hijau tua. Pertumbuhan yang subur akan menyerlahkan bentuk
daunnya yang berpintal-pintal.
BUDIDAYA
Tanaman ini mudah tumbuh di lingkungan mana pun. Untuk
menanamnya, siapkan media tanamnya dengan tingkat kelembapan sedang, yaitu
campuran satu bagian tanah, satu bagian kompos atau pupuk kandang, dan satu
bagian pasir. Setiap 4 hingga 5 kg media sebaiknya ditambah 1 sendok teh super
phospate 20% dan 2 sendok teh pupuk.
Penyiraman dilakukan sehari sekali jika cuaca panas.
Saat musim hujan, cukup siraman dari air hujan saja. Agar tumbuh subur, lakukan
pemupukan setiap 3-4 bulan sekali. Bagi tanaman baru, pemupukan harus menunggu
4-6 bulan kemudian.
Perbanyakan lidah mertua cukup mudah, yakni dengan
menanam langsung potongan rimpang (rhizome) yang sudah ditumbuhi anakan. Pada
beberapa jenis Sansevieria, anakan tumbuh dari batang yang terdapat di atas
permukaan tanah. Bila menemukan hal semacam ini, ja-ngan terburu-buru
melepasnya dari indukan. Tunggu sampai si anak itu berakar dan tumbuh kuat.
Selain menanam potongan yang telah berakar, lidah
mertua juga dapat ditanam de-ngan cara stek (menanam potongan daun). Akan
tetapi, cara ini membutuhkan waktu lebih lama, yakni 1-2 bulan hingga tumbuh
akar. Jagalah daun Sansevieria agar tidak patah atau rusak karena dapat
mengakibatkan pertumbuhan daunnya terhenti.
MANFAAT
- Selalu mengeluarkan zat O2 tanpa menghasilkan zat CO2 sehingga cocok di taruh didalam ruangan.
- Biasa dimanfaatkan sebagai pagar rumah.
- Negara Jepang telah memanfaatkan serat tanamannya sebagai bahan pembuat kain dan kreasi anyaman
- Tanaman ini menghasilkan wewangian saat sore hari terlebih ketika berbunga. Lidah mertua digunakan sebagai bahan parfum di beberapa negara maju
- Bisa dijadikan bahan obat diantaranya. Getahnya, dapat digunakan sebagai obat antiseptik. Akar,dapat dimanfaatkan sebagai penyegar rambut/tonik dan obat wasir. Daunnya bila dibakar dapat menyembuhkan sakit kepala, dan bila di rebus sebagai obat diabetes.
- S. Laurentii bisa mengobati diabetes (daunnya dipotong-potong dan direbus dengan 3 gelas air. Setelah jadi segelas air lalu diminum). Di Jepang untuk pengobatan ambein (setelah daunnya dikeringkan, direbus jadi segelas air dan diminum).
- Di Malaysia dinamakan Lidah Jin. Kegunaannya, bisa menyembuhkan sakit telinga, mengobati gatal, merangsang pertumbuhan rambut, atau mengobati sakit gigi.
- Bisa mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh komputer dan televisi maka, baik jika tanaman ini ditaruh disamping komputer atau televisi.
BIOFILTER POLUTAN
Menurut penelitian Lembaga Antariksa Nasional Amerika
Serikat, NASA, Lidah Mertua mampu menyerap lebih dari 107 unsur polutan yang
ada dan berbahaya di udara. Kemampuan menyerap zat polutan itu, karena
Sansevieria memiliki bahan aktif Pregnane Glikosid, yang berfungsi untuk
mereduksi polutan menjadi asam organik, gula dan asam amino, dengan demikian
unsur polutan tersebut menjadi tidak berbahaya lagi bagi manusia. Sansevieria
juga menjadi objek penelitian tanaman penyaring udara NASA untuk membersihkan
udara di stasiun ruang angkasa. Sementara menurut Wolfereton Environmental
Service, satu helai lidah mertua dalam satu jam bisa menyerap 0.938 mikrogram
polutan.
Sansevieria bisa menangani sick building syndrome,
yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas
korbondioksida, nikotin dari rokok, dan penggunaan AC. Studi dari Fakultas
MIPA, Universitas Brawijaya Malang menyatakan bahwa lima helai daun Lidah
Mertua dewasa bisa menetralisir udara dalam ruang berukuran 5,5 x 4 m alias 100
meter kubik.
Selain itu, Sansevieria yang dipotong-potong 5 cm dan ditempatkan di dalam
kulkas dapat menghilangkan aroma tidak sedap. Dalam lingkungan industri
potongan daun ini disebarkan di ruang-ruang produksi industri untuk mereduksi
senyawa beracun yang terhirup oleh pekerja.
Lebih lanjut, tanaman yang juga bernama Old Century
Plant, dapat mereduksi radiasi gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh
komputer dan televisi. Maka baik juga jika tanaman ini ditaruh di samping
komputer atau televisi.
Tak hanya vacuum cleaner yang memiliki kemampuan
menyedot debu. Lidah Mertua pun memiliki kemampuan untuk menyedot debu dan gas
polutan. Saat tanaman bernapas, akan menyerap polutan seperti karbon dioksida
dan gas beracun lainnya. Lidah mertua menggunakan stomata sebagai vacuum cleanernya
untuk menyedot polutan atau gas beracun dan akan memasuki sistem metabolisme
dalam tubuh tanaman. Polutan yang telah diserap kemudian dikirim ke akar, pada
bagian akar, mikroba melakukan proses detoksifikasi. Melalui proses ini,
mikroba akan menghasilkan suatu zat yang diperlukan oleh tanaman. Dalam proses
pernapasan tersebut dihasilkan gas yang bermanfaat bagi manusia yaitu berupa
oksigen. Proses ini berlangsung terus menerus selala tanaman masih hidup. Karena
Lidah Mertua mempunyai jalur metabolisme CAM (Crasulaceaen Acid Metabolism),
yaitu di malam hari penyerapan oksigen hanya sedikit sehingga tidak akan
mengganggu proses pernafasan manusia.
Dengan manfaat yang dimiliki Lidah Mertua maka, untuk
warga kota besar yang sudah lama memiliki persoalan dengan polusi udara, sangat
disarankan untuk menanam tanaman hias ini.
Bayangkan saja, satu helai tanaman Lidah Mertua, bisa
menyerap 0.938 mikrogram per jam Formaldehid. Bandingkan jika setiap rumah
memiliki tiga tanaman saja, bisa dibayangkan berapa banyak zat polutan yang
diserap dan tentu saja lingkungan kita menjadi bersih dari zat polutan. Paling
tidak, dengan menanam tanaman ini, di halaman rumah kita telah memberi
kontribusi untuk mengurangi tingkat pencemaran udara di tanah air kita
Indonesia.
Beberapa kondisi contoh pemanfaatan lidah mertua
sebagai biofilter polutan :
Kondisi I
Untuk mengetahui kemampuan Sansevieria dalam hal
menyerap racun rokok dapat dibuktikan dengan langkah sebagai berikut.
Menyediakan dua kantong plastik transparan. Kantong pertama diisi tanaman
sansevieria, dan kantong lainnya dibiarkan kosong. Kemudian kedua kantong diisi dengan asap rokok.
Selanjutnya melakukan pengukuran tingkat polusi kedua kantong tersebut dengan
alat ukur polusi. Dan ternyata tingkat polusi pada kantong pertama jauh
lebih rendah daripada kantong kedua. Hal ini disebabkan sebagian racun rokok
sudah direduksi oleh daun sansevieria. Apabila ingin menetralisasi racun rokok di dalam
rumah, sebaiknya pada ruang tamu disediakan 1-3 tanaman atau 3-10 lembar daun.
Makin banyak daun, makin bagus pula daya serapnya terhadap racun.
- Kondisi II
Ternyata Tanaman Sansevieria yang diletakkan di depan toilet dapat menyerap
bau yang tak sedap yang berasal dari toilet tersebut.
- Kondisi III
Pada waktu kita mengecat tembok di siang hari, maka di
malam harinya akan timbul bau yang tak sedap dari cat tersebut. Untuk
mengatasinya ternyata tanaman sansevieria mampu menyerap bau cat tersebut.
Sehingga penghuni rumah tersebut merasa aman dan tidak terganggu di malam hari.
- Kondisi IV
Keluarga yang masih menggunakan tungku untuk memasak
biasanya menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Proses pembakaran kayu
ini dapat menimbulkan polusi udara uang berupa bau yang tak sedap. Apabila bau
tersebut masuk ke tubuh manusia, maka dapat menimbulkan alergi dan infeksi
saluran pernafasan. Untuk mengatasinya, sebaiknya tanaman Sansevieria
diletakkan di samping/sudut dapur. Tanaman ini mampu menyerap polusi yang
berasal dari proses pembakaran kayu.
Penelitian tentang orang yang tidur dengan kasur
kapuk. Zat pada kapuk termasuk jenis polutan udara. Bila zat / partikel kapuk
masuk ke tubuh manusia, maka manusia tersebut akan batuk-batuk, alergi dan
menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Untuk menyerap polusi tersebut,
sebaiknya tanaman Sansevieria diletakkan di sudut kamar. Hal ini terbukti bahwa
tanaman ini mampu menyerap polutan tersebut. Di samping itu, penyerapan oksigen
tumbuhan ini di malam hari sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernapasan
orang tersebut.
Sekian artikel tentang sansevieria-nya. Semoga bermanfaat
Sumber :
Selengkapnya...